Feeds:
Pos
Komentar

Archive for the ‘puisi’ Category

Cermin retak

https://pumichi.files.wordpress.com/2011/02/broken-mirror-772-memorial.jpg?w=300

 

salah memulai , salah memproses, hasil akhirnya?

damai…ribut…damai…ribut

seolah lelah menjalaninya sebagai atribut

meski takdir telah memilih mereka

dalam satu bahtera

yang harusnya bisa saling melengkapi

bukan saling mencaci

yang harusnya saling mengasihi

bukan saling membenci

cermin yang retak, mungkinkah kembali utuh?

jika dirangkai kembali dari yang terserak

masih bisa menjadi satu

namun, masihkah berarti cermin retak itu?

masihkah bisa melihat bayang di depannya dengan sempurna?

jika yang ada hanya teriak dan sesak

tak ingin cermin retak itu bubuk

dari dalam lubuk hatiku

ucap sebuah do’a untukmu

“Allohummagfirli waa li waa lidayya warhamhumaa kamaa Robbayaani shoogiiron”

 

 

“mei”

 

Read Full Post »

Dehidrasi

https://i0.wp.com/suprememastertv.com/data/geditor/0903/Drought_s.jpg

 

panas..panas..panas…

mentari seolah marah

mengibaskan angin dengan lantang

menyorotkan sinar hingga bumi terpanggang

urat leher begitu kering

debu-debu pun hilir mudik membekap mulut

air..air..air…

begitu katanya, namun tetap terasa haus

rasanya ingin merendam tubuh di kolam es

namun itu tak bisa ku lakukan

hanya ada rasa dehidrasi yang tak tertahankan

terkulai lemas dalam penantian

malam yang akan memberi kesejukan

 

*mei*

 

 

 

Read Full Post »

Bukit Biru

 

pernahkah kau bermimpi untuk sampai kesana?
atau mencoba menggantungkan satu bintang

ku pandangi lekat-lekat ada sesuatu yang mengikat
walau hanya tersirat
tak seperti yang dapat ku genggam erat
dan seringkali menjerat

disana akan kau temukan kedamaian
disana banyak sekali cahaya
bersama para malaikat penjaga
yang tak tersentuh oleh siksa

malam ini ku coba pejamkan mata
berharap sampai ke sana
dibalik tanah merah yang mewangi
bersama lantunan do’a penjaga hati

*mei*

Read Full Post »

Apologi

berkelit menahan ludah
yang sudah sempat tersembur
di atas dalil-dalil yang kau keluarkan
hanya melahirkan pembelaan
rangkaian manis dari untaian huruf
walau tanpa raga yang tersentuh
hanya fatamorgana utuh
sudah terlalu banyak apologi yang sering kita lontarkan
lalu masih adakah kejujuran
masih adakah kebenaran
dari sebuah ketulusan
untuk jiwa yang masih bersih

*mei*

Read Full Post »

Gagal

 

 

pernahkah kau merasa gagal?
atau seringkali gagal?
lima huruf yang menjadi fobia bagi setiap orang
dalam menjalani kehidupan
mengapa kita harus takut gagal
bahkan untuk mecoba saja kita seringkali gagal
bukankah kita berkata “yakin” pada Tuhan
atau mungkin “keyakinan” kita pun gagal
sungguh kematian itu pasti
malaikat tak pernah gagal mencabut nyawa seorang hamba
maka, masihkah kita gagal untuk menjadi seorang hamba?
selama mentari masih terbit dari timur
selama langit masih biru
selama embun pagi menghiasi kelopak mawar
selama sepoi masih menyejukkan
selama hujan masih memberi keberkahan
selama fitrah masih tertanam dalam diri
jangan pernah merasa gagal untuk membenahi
berlarilah jika perlu
untuk mengejar ketinggalan dalam “iman”
jika mereka berkata gagal adalah keberhasilan yang tertunda
maka bangkit dari sebuah kegagalan itu bukan tidak ada
aku, kau, kalian, mereka, setiap orang
mampu, bisa, untuk kembali bangkit dari kegagalan
karena gagal itu ada
untuk kita taklukan, bukan untuk jatuh ke dalam keterpurukan

*mei*

Read Full Post »

Ayah

 

Kuraba tanganmu yang kasar dan kutemukan disana sabar
kuseka wajahmu yang lusuh dan kutemukan disana rapuh
kupapah kau menuju pembaringan bersama keteguhan
kudekap kau dalam dinginnya angin yang menghembus
ayah…
biasanya kau ceritakan kisah kehidupan hingga aku belajar
biasanya kau ceritakan kisah perjuangan hingga aku sungguh-sungguh
biasanya kau ceritakan kisah kasih sayang hingga aku merasakan ketenangan
biasanya kau ceritakan cita-cita dan impian hingga harapanku tak pupus
ayah…
sempat ku tatap matamu yang lelah
sempat ku rangkul bahumu yang tak lagi gagah
sempat ku usap kepalamu yang tanpa kopiah
sempat ku ajak bibirmu agar senyum itu tak tumpah
ayah…
kini aku menunggu
di balik bilik yang tergugu
oleh lukisan mata yang sendu
bersama kalam-Nya yang tak pernah berlalu
ayah…
aku tahu kau akan kuat
menjalani ini semua dengan selamat
dalam do’a penuh munajat
ku genggam tangamu erat
karena ayah….
aku rindu akan kesabaranmu
aku rindu akan ketenanganmu
aku rindu akan kearifanmu
aku rindu akan kasih sayangmu

*mei*

Love 4 u Dad

 

Untuk ayah yang sedang sakit, semoga bisa kembali sehat seperti sedia kala. Alloh senantiasa bersamamu dan do’a orang-orang sholeh juga senantiasa mengiringimu, maka tetaplah bertahan, semoga operasinya berjalan lancar… Miss U so much Dad

~Semoga teman-teman berkenan ikut mendo’akan untuk kesembuhan ayah~

 

Read Full Post »

Sejenak

 

Di ujung palung itu tersimpan berjuta misteri, yang tak sanggup kau ungkap! Meski di belakang namamu berderet sejumlah gelar.
Di patahan tanah yang kian merekah tersembunyi ribuan tanya, yang tak sanggup kau ungkap! Meski berbagai ahli kau datangkan.
Di setiap aliran oksigen yang memenuhi tubuh, tak pernah ada tanya mengapa Dia menciptakannya begitu sempurna?
Di setiap rasa yang tersibak, tak pernah ada tanya mengapa Dia menciptakan jiwa?
Sejenak….
untuk memikirkan semua penciptaan-Nya dari 12 bulan, 365 hari,  48 minggu, 8670 jam
darimana aku?
sedang dimana aku?
siapa aku?
mau kemana aku?
harus bagaimana aku?
Karena aku telah sering mengenal diriku, namun nyatanya aku bingung untuk apa aku ada?

*mei*

Read Full Post »

Dialog Sang Jiwa

 

 

“Hey…ya kau yang disana! Jangan melihatku dengan mata terbelalak begitu!”
bagai mayat yang tercekik matinya
“mau kemana kau?”
tergopoh-gopoh bagai serigala menerkam mangsa
“lelahkah kau?”
hingga kini terduduk dan membisu dalam gelap
“untuk apa kembali?”
mengais-ais sampah yang telah kau buang

“Aku…hanya ingin bertanya, siapa aku?”
bagai kertas yang terhembus di padang savana
“aku bingung, jalan mana yang harus ditempuh!”
tak ada lilin untuk melihat arah apalagi bintang
“berlari mengejar mimpi, tapi hanya sampai di dunia..hufff….!”
tak lebih dari rangkakkan seekor cacing
“tembok itu begitu besar, hingga sulit untuk ku panjat.”
bagai gembok tanpa kunci

itulah dialog sang jiwa
yang tak tersentuh cahaya
bahkan lari meninggalkan-Nya
bukankah waktu itu fana?
dan kita tetap abadi…

*mei*

Read Full Post »

Buram

 

 

saat kau tatap cermin itu, tak lagi bening terlihat
tak lagi dapat cahaya memasukinya
siapakah yang ada di hadapannya?
buram…
tak lagi meraung, tersedan, terisak
seolah habis suara

*mei*

 

Read Full Post »

Apanya yang baru?

 

Kawan, masihkah kau riuh dalam tawa?
semalam aku melihat cahaya berkilauan, bintang pun kalah sinarnya
tapi apa arti semua itu, aku masih terbata-bata membacanya
karena bukan begitu yang aku fahami
Kau bilang tahun baru!
tapi….
apanya yang baru?
baju-baju itu masih lusuh dan kumal
perut-perut itu masih meronta kelaparan
jiwa-jiwa itu masih hitam legam
jalan-jalan itu masih dipenuhi kesombongan
apanya yang baru?
detak jam itu masih lambat
tanah itu masih tandus tak terawat
benda-benda asing masih di dewa-kan
apanya yang baru?
jika penglihatan, pendengaran dan hati
masih kau tutup begitu

*mei*

Read Full Post »

Older Posts »